Rabu, 30 Mei 2012

Kalau ga lucu ya bukan Indonesia. Di era pasar bebas sekarang ini kelihatannya Indonesia lebih memilih menjadi negara konsumen ketimbang sebagai negara produsen. Pokoknya lebih baik membeli dari pada membuat sendiri. Hal produk apa aja-lah. Mobil, jangan dibuat sendiri, beli aja, dan jangan coba-coba membuat meskipun bisa membuatnya. Oli sintesis jangan dibuat sendiri, dan jangan coba-coba membuat oli dari bahan sintesis. Alat-alat persenjataan jangan buat yang canggih, beli aja dari luar. Sepeda motor juga jangan coba buat sendiri, kalau maksa dijamin ga diberi pangsa pasar domestik. Jadi apa yang boleh?
   Nah yang boleh dibuat sendiri adalah : dokar, gula aren/kelapa, golok atau parang alat pertanian, dan makanan tradisional.

Minggu, 27 Mei 2012

Universitas Terbuka jua sama saja.

Banyak orang yang tidak berkesempatan memasuki perguruan tinggi disebabkan karena kesulitan biaya untuk menempuh pendidikan itu. Maka pemerintah mendirikan Universitas Terbuka, dengan maksud agar mereka yang tidak berke-sempatan itu dapat belajar mandiri di tempat tinggalnya sambil bekerja. Namun apa yang terjadi dalam perjalanannya kini Universitas Terbuka sama juga dengan universitas pada umumnya.

Rabu, 23 Mei 2012

MERUBAH BUMN MENJADI PT.

Kebijakan konyol terjadi manakala pada saat itu Pemerintah merubah Badan Usaha Milik Negara menjadi PT. Yang hanya untuk mempermudah pundi-pundi pejabat negara. Kini rakyat ga lagi bangga negaranya punya ini itu, tapi hanya menelan air liur. Kata orang Pertaminanya siapa? Kereta Apinya siapa? Perkebunannya siapa?
kapal Pelninya siapa? Garudanya siapa? Telkomnya siapa? dan lain-lain. Bukan apa-apa sebabnya, sebab yang bekerja di sana, meski masih milik negara, tapi mereka menganggap tidak bekerja pada perusahaan milik negara atau perusahaan milik rakyat.

PRESIDEN BEGO APA PURA-PURA BEGO

Ngomong ini itu tentang hemat BBM, kendaraan mewah pake premium non subsidi, harga BBM dinaikan. Emangnya rakyat ga tau ya? setiap bulan jutaan barel minyak kita diekspor ke luar negeri . Kendaraan mewah diproduksi, dan ada yang diimpor dari luar negeri untuk para pejabat pemerintahan. 

PEDAGANG KAKI LIMA DITERTIBKAN, PASAR RAKYAT DIBANGUN TAPI BUAT YANG ORANG KAYA AJA/PENGUSAHA

Pertanyaannya, begini kalau pasar rakyat untuk siapa? tentu untuk rakyat kan. Rakyat itu siapa? ya termasuk pedagang kaki lima. "Kalau dibangun nanti untuk siapa?" untuk siapa ya?, "untuk pengusaha dong."

DIREBUT DAN DI LEPAS SENDIRI

Tidak mengurangi hormat kepada BJ Habibie, Presiden ketiga. Soeharto patut diacungi jempol dalam hal perluasan wilayah NKRI. Timor Leste masuk kepangkuan republik kita 1975. Tak sedikit jumlah korban dari TNI dalam operasi Seroja. BJ Habibie yang konon anak emas Soeharto, mahaputra terbaik, dan populair karena otaknya sebagai penemu sala satu disiplin ilmu pesawat terbang itu melepaskan apa yang direbut oleh pendahulunya. Propinsi yang sudah sah menjadi kesatuan NKRI dan merupakan propinsi terakhir kala itu dilepas begitu saja. Apapun alasannya
betul-betul lucu. Dikala bangsa lain di seluruh dunia pun menginginkan wilayah yang luas untuk generasinya. Seperti "Bapaknya ngumpulin harta anaknya foya-foya".

KOPERASI INDONESIA SAPAI KAPAN PUN BEGITU-GITU AJA

Mau tau penyebabnya? Ceritanya Pemerintah mendorong kemajuan koperasi. Diberikanlah dana tapi bentuknya pinjaman bergulir, pinjaman lunak, kredit koperasi. Sudah itu ia melakukan penilaian atas koperasi berupa akreditasi koperasi, dalam penilaian ini yang ga bisa mengembalikan pinjaman dicap terakreditasi rendah atau C / D dan tidak dapat meajukan tambahan atau mengajukan kredit lagi. Bukan malah dibina eh malah "dibinasakan". Jadi sampai kapan pun koperasi ya begitu-gitu saja.

Selasa, 22 Mei 2012

DKI , MANA YANG LEBIH PENTING, JALAN ATAU KESEJATERAAN PENDUDUK

Jakarta itu keliru,bandingkan  jumlah antara penduduk, ruas dan badan jalan, pasar dan pertokoan , rumah penduduk/pemukiman , dan perkantoran pemerintah dan swasta dengan luas wilayah DKI Jakarta.
     Jumlah kepala keluarga idealnya sama dengan jumlah rumah penduduk. oleh karena masih banyak yang tidak tidur dirumah, tidak punya rumah, tidak pulang ke rumah karena tidak punya rumah, dan tidak munkin di rumah, atau tidak betah dirumah, maka jangan harap menjadi Jakarta yang damai. Karena itu pemukiman penduduk menjadi nomor satu. Namun keliru, kesejateraan penduduk di nomor-duakan. Bahkan oleh calon-calon gubernur, jadi kedepan tetep seperti itu semrawut. 

TABUNG GAS PETANI MISKIN KEMANA?

Beberapa tahun lalu, sebelum pemerintah menghilangkan minyak tanah bersubsidi bagi rakyat, Pemerintah membagi-bagikan tabung gas pada petani dan penduduk miskin untuk prioritas utama. Namun apa yang terjadi selang setengah tahun silakan Anda survai , tabung gas di para petani dan rakyat miskin itu sudah tidak ada lagi.
Kini yang tampak tabung gas itu bertumpuk di para pengusaha penyalur gas. Jadi Pemerintah bukannya memberikan kesejateraan rakyat miskin, tetapi sebaliknya memberi peluang pengusaha penyalur gas. Konon katanya tabung gas yang diterima rakyat itu dibeli dengan harga Rp 25.000,- sampai Rp 50.000,-. 

JANGAN MEMBUAT MOBIL INDONESIA

Ketika sebuah SMK mencoba membuat mobil sendiri, Pemerintah kita tidak seperti pemerintahan di negara-negara lain, dimana setiap penemuan baru yang ditemukan oleh rakyatnya diberikan perlakuan istimewa. Bukan tidak mungkin dari penemuan itu membawa nama negara termashur dan menjadi kebanggaan bangsa.
    Di Indonesia terjadi sebaliknya. Jangan membuat mobil sendiri ya, beli aja kan mudah, lansung pakai. 

ANAK-ANAK YOGYA TIDAK BOLEH BERCITA-CITA MENJADI GUBERNUR JOGYAKARTA

Dalam sebuah Taman Kanak-kanak, terjadi tanya jawab antara Bu Guru dan muridnya.
   "Siapa yang bercita-cita jadi Bupati?!"  kata Bu Guru.
   "Saya , BU ! " jawab beberapa anak serempak. Kemudian Bu Guru bertanya lagi.
   "Siapa yang bercita-cita jadi Gubernur?!" kata Bu Guru. Murid satu kelas itu diam dan kelas menjadi hening.
    "Saya Bu!" kata seorang anak, "Tapi saya bercita-cita jadi Gubernur Jawa Tengah!"
     Bu Guru yang cerdas itu tersenyum. Dalam hatinya ia berkata bawa anak-anak terbelenggu bercita-cita menjadi Gubernur DIY.